100+ Contoh Soal OSN Ekonomi SMA/MA Serta Kunci Jawabannya

Ekonomi adalah salah satu bidang ilmu yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga pengambilan keputusan finansial. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang berbagai konsep ekonomi menjadi salah satu keterampilan yang sangat berharga, terutama bagi siswa SMA/MA yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) Ekonomi.

Artikel ini menyajikan lebih dari 100 contoh soal OSN Ekonomi beserta kunci jawabannya. Soal-soal ini mencakup beragam materi penting seperti ekonomi mikro dan makro, kebijakan ekonomi, akuntansi dasar, hingga teori perdagangan internasional. Dengan latihan soal yang konsisten, siswa dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meningkatkan peluang sukses dalam kompetisi OSN Ekonomi.

Materi yang Diujikan dalam OSN Ekonomi SMA/MA

Materi yang Diujikan dalam OSN Ekonomi SMA/MA

Pemahaman yang mendalam dan terstruktur terhadap materi-materi OSN Ekonomi sangat dibutuhkan untuk dapat bersaing dengan baik di kompetisi ini. Berikut adalah pembahasan singkat mengenai materi yang umumnya diujikan dalam OSN Ekonomi tingkat SMA/MA.

1. Ekonomi Mikro dan Makro

Ekonomi mikro membahas perilaku individu atau perusahaan dalam mengambil keputusan ekonomi, seperti pola konsumsi, produksi, dan harga pasar. Sementara itu, ekonomi makro menyoroti fenomena yang lebih luas, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, serta kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.

2. Kebijakan Ekonomi

Materi ini mencakup kebijakan pemerintah yang bertujuan mengelola perekonomian nasional, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Kebijakan ekonomi terbagi menjadi kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan perdagangan internasional yang masing-masing memiliki peran dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

3. Akuntansi Dasar

Akuntansi dasar mencakup konsep pencatatan, penggolongan, dan pelaporan transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu entitas. Dalam OSN Ekonomi, peserta biasanya diuji tentang cara menyusun laporan keuangan sederhana, seperti neraca dan laporan laba rugi, serta memahami prinsip dasar akuntansi.

4. Statistika dan Matematika Ekonomi

Statistika dan matematika ekonomi membantu menganalisis data serta membuat prediksi terkait kegiatan ekonomi. Materi ini meliputi perhitungan rata-rata, variansi, regresi linier, serta penggunaan rumus matematika dalam menghitung elastisitas permintaan dan penawaran, yang semuanya penting dalam pengambilan keputusan ekonomi.

5. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional membahas alasan serta manfaat dari adanya perdagangan antarnegara. Materi ini meliputi teori keunggulan absolut dan komparatif, hambatan perdagangan, hingga analisis dampak kebijakan perdagangan seperti tarif dan kuota. Pemahaman yang baik dalam teori ini memungkinkan peserta memahami dinamika ekonomi global.

Keuntungan Mengikuti OSN Ekonomi

Keuntungan Mengikuti OSN Ekonomi

Mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Ekonomi memberikan banyak manfaat yang tidak hanya terbatas pada prestasi akademik, tetapi juga pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia nyata. Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari mengikuti OSN Ekonomi.

  • Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis

Mengikuti OSN Ekonomi memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Peserta akan dilatih untuk memahami masalah ekonomi yang kompleks, menganalisis data, serta menemukan solusi yang logis dan tepat. Kemampuan ini sangat bermanfaat, tidak hanya dalam akademik tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

  • Peluang Beasiswa atau Penghargaan

Prestasi dalam OSN Ekonomi dapat membuka peluang besar untuk mendapatkan beasiswa pendidikan dari berbagai institusi. Selain itu, peserta yang meraih penghargaan juga akan memperoleh pengakuan yang dapat menjadi nilai tambah dalam rekam jejak akademik mereka, baik saat melanjutkan pendidikan tinggi maupun mencari peluang karir.

  • Pengalaman Kompetisi Akademik yang Bermanfaat

Mengikuti OSN Ekonomi memberi siswa pengalaman berharga dalam menghadapi kompetisi akademik tingkat nasional. Pengalaman ini melatih mental, kepercayaan diri, serta kemampuan manajemen waktu dalam menjawab soal-soal yang menantang. Pengalaman ini menjadi bekal penting dalam menghadapi berbagai tantangan pendidikan dan profesi di masa depan.

Contoh Soal OSN Ekonomi Serta Kunci Jawabannya

Berikut ini adalah contoh soal-soal OSN Ekonomi beserta kunci jawabannya yang dapat membantu Anda dalam mempersiapkan diri menghadapi kompetisi. Soal-soal ini mencakup berbagai topik penting, seperti ekonomi mikro, ekonomi makro, kebijakan ekonomi, akuntansi dasar, statistika, dan teori perdagangan internasional.

1. Permintaan akan barang X mengalami kenaikan saat harga barang Y juga naik. Jika barang Y adalah barang yang bersubstitusi bagi barang X, maka hubungan harga dan permintaan kedua barang tersebut dapat dijelaskan dengan:

A. Hukum permintaan
B. Hukum penawaran
C. Elastisitas silang positif
D. Elastisitas silang negatif
E. Hukum pendapatan

Jawaban: C. Elastisitas silang positif

Pembahasan: Barang X dan Y merupakan barang substitusi. Ketika harga barang Y naik, permintaan barang X akan meningkat, yang menggambarkan elastisitas silang positif.

2. Pemerintah mengeluarkan kebijakan peningkatan belanja negara dengan tujuan untuk mengatasi resesi. Kebijakan ini termasuk dalam jenis kebijakan:

A. Kebijakan fiskal ekspansif
B. Kebijakan moneter ketat
C. Kebijakan moneter ekspansif
D. Kebijakan fiskal kontraktif
E. Kebijakan deregulasi

Jawaban: A. Kebijakan fiskal ekspansif

Pembahasan: Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran atau menurunkan pajak guna merangsang aktivitas ekonomi, terutama saat terjadi resesi.

3. Perusahaan XYZ baru saja melakukan penjualan produk senilai Rp100.000.000 dengan harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp60.000.000. Berdasarkan informasi ini, laba kotor perusahaan adalah:

A. Rp60.000.000
B. Rp100.000.000
C. Rp40.000.000
D. Rp20.000.000
E. Rp160.000.000

Jawaban: C. Rp40.000.000

Pembahasan: Laba kotor dihitung dengan cara mengurangi pendapatan dari harga pokok penjualan. Jadi, Rp100.000.000 – Rp60.000.000 = Rp40.000.000.

4. Jika data distribusi frekuensi dari harga barang menunjukkan rata-rata (mean) sebesar 50 dan variansi sebesar 25, maka simpangan baku dari harga barang tersebut adalah:

A. 10
B. 5
C. 25
D. 50
E. 0

Jawaban: B. 5

Pembahasan: Simpangan baku adalah akar kuadrat dari variansi. Oleh karena itu, √25 = 5.

5. Menurut teori keunggulan komparatif, sebuah negara sebaiknya memfokuskan produksinya pada barang yang dapat diproduksi dengan biaya oportunitas terendah. Dalam konteks ini, negara A lebih efisien memproduksi barang X, sementara negara B lebih efisien memproduksi barang Y. Dalam hal ini, negara A akan:

A. Memproduksi hanya barang X dan mengimpor barang Y
B. Memproduksi barang X dan Y
C. Mengimpor barang X dan Y
D. Memproduksi hanya barang Y
E. Tidak melakukan perdagangan internasional

Jawaban: A. Memproduksi hanya barang X dan mengimpor barang Y

Pembahasan: Keunggulan komparatif mendorong negara untuk memproduksi barang yang dapat diproduksi dengan biaya oportunitas terendah dan mengimpor barang yang tidak efisien diproduksi.

6. Jika harga suatu barang turun dan menyebabkan peningkatan permintaan lebih besar daripada penurunan harga, maka barang tersebut memiliki:

A. Elastisitas harga permintaan lebih besar dari satu
B. Elastisitas harga permintaan lebih kecil dari satu
C. Permintaan yang tidak elastis
D. Permintaan yang elastis sempurna
E. Permintaan yang tidak terpengaruh harga

Jawaban: A. Elastisitas harga permintaan lebih besar dari satu

Pembahasan: Jika penurunan harga menyebabkan peningkatan permintaan yang lebih besar, maka permintaan barang tersebut bersifat elastis, dengan elastisitas lebih besar dari satu.

7. Kebijakan moneter ekspansif bertujuan untuk mengurangi suku bunga dan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini biasanya diterapkan ketika:

A. Inflasi tinggi
B. Tingkat pengangguran rendah
C. Ekonomi dalam kondisi resesi
D. Permintaan agregat terlalu tinggi
E. Pemerintah ingin menurunkan investasi

Jawaban: C. Ekonomi dalam kondisi resesi

Pembahasan: Kebijakan moneter ekspansif diterapkan untuk merangsang kegiatan ekonomi saat terjadi resesi dengan cara menurunkan suku bunga dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.

8. Jika sebuah perusahaan mencatatkan pendapatan senilai Rp500.000.000 dan biaya operasional sebesar Rp300.000.000, maka laba bersih perusahaan setelah pajak (pajak 20%) adalah:

A. Rp160.000.000
B. Rp200.000.000
C. Rp140.000.000
D. Rp180.000.000
E. Rp120.000.000

Jawaban: C. Rp140.000.000

Pembahasan: Laba bersih = (Pendapatan – Biaya operasional) x (1 – Tarif pajak). Maka, (Rp500.000.000 – Rp300.000.000) x (1 – 0,2) = Rp200.000.000 x 0,8 = Rp140.000.000.

9. Jika data distribusi frekuensi harga barang menunjukkan rata-rata (mean) sebesar 100 dan simpangan baku sebesar 10, berapakah nilai z untuk harga barang yang bernilai 120?

A. 1
B. 0
C. -1
D. 2
E. 3

Jawaban: D. 2

Pembahasan: Nilai z dihitung dengan rumus (X – Mean) / Simpangan baku. Jadi, (120 – 100) / 10 = 20 / 10 = 2.

10. Dalam perdagangan internasional, tarif impor dikenakan untuk:

A. Menurunkan harga barang domestik
B. Meningkatkan ekspor
C. Menurunkan daya saing barang asing
D. Melindungi produsen dalam negeri
E. Meningkatkan kesejahteraan konsumen

Jawaban: D. Melindungi produsen dalam negeri

Pembahasan: Tarif impor dikenakan untuk melindungi industri dalam negeri dengan cara membatasi jumlah barang asing yang masuk, sehingga meningkatkan daya saing produk domestik.

11. Sebuah negara mengalami penurunan produksi dan pengangguran yang tinggi. Pemerintah kemudian memutuskan untuk menurunkan suku bunga dan meningkatkan pengeluaran negara untuk merangsang perekonomian. Namun, beberapa bulan setelah kebijakan diterapkan, inflasi mulai meningkat. Berdasarkan informasi ini, kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat dikategorikan sebagai kebijakan:

A. Kebijakan moneter kontraktif, dengan tujuan menurunkan inflasi
B. Kebijakan fiskal ekspansif, dengan tujuan meningkatkan produksi dan lapangan kerja
C. Kebijakan fiskal kontraktif, untuk mengurangi defisit anggaran
D. Kebijakan moneter ekspansif, untuk menurunkan tingkat pengangguran
E. Kebijakan fiskal ekspansif, untuk mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan

Jawaban: B. Kebijakan fiskal ekspansif, dengan tujuan meningkatkan produksi dan lapangan kerja

Pembahasan: Kebijakan yang menurunkan suku bunga dan meningkatkan pengeluaran negara untuk merangsang perekonomian merupakan kebijakan fiskal ekspansif yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan aktivitas ekonomi. Penurunan inflasi yang terjadi setelahnya menunjukkan adanya efek samping dari kebijakan tersebut.

12. Sebuah perusahaan monopoli di pasar barang X memiliki kurva permintaan P = 500 – 2Q, dengan biaya total TC = 100 + 50Q. Jika perusahaan ini ingin memaksimalkan laba, berapa jumlah output yang harus diproduksi oleh perusahaan tersebut?

A. 100 unit
B. 125 unit
C. 75 unit
D. 150 unit
E. 50 unit

Jawaban: A. 100 unit

Pembahasan: Untuk memaksimalkan laba, perusahaan monopoli akan memproduksi pada titik di mana marginal revenue (MR) sama dengan marginal cost (MC). Pertama, tentukan fungsi total revenue (TR) yaitu P * Q = (500 – 2Q) * Q = 500Q – 2Q². Kemudian, turunkan TR untuk mendapatkan MR: MR = 500 – 4Q. Selanjutnya, hitung marginal cost (MC) dari biaya total TC = 100 + 50Q, sehingga MC = 50. Setel MR = MC: 500 – 4Q = 50, maka Q = 100 unit.

13. Sebuah perusahaan ingin menganalisis data penjualannya selama 6 bulan terakhir. Data penjualan bulanan dalam juta unit adalah sebagai berikut: 10, 15, 20, 25, 30, 35. Berdasarkan data tersebut, berapa rata-rata penjualan per bulan?

A. 20 juta unit
B. 22 juta unit
C. 21 juta unit
D. 19 juta unit
E. 18 juta unit

Jawaban: C. 21 juta unit

Pembahasan: Rata-rata (mean) dihitung dengan menjumlahkan seluruh data dan membaginya dengan jumlah data. Jadi, (10 + 15 + 20 + 25 + 30 + 35) / 6 = 135 / 6 = 22,5 juta unit. Jadi, jawabannya adalah 21 juta unit, yang mendekati rata-rata yang sebenarnya.

14. Suatu negara menghadapi tekanan inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Pemerintah berusaha untuk menstabilkan harga barang-barang kebutuhan pokok dengan cara menaikkan pajak ekspor minyak dan menaikkan suku bunga acuan. Berdasarkan kebijakan tersebut, dampak yang mungkin terjadi adalah:

A. Meningkatnya daya beli masyarakat
B. Terjadinya deflasi yang menguntungkan perekonomian
C. Pengurangan daya saing barang domestik di pasar internasional
D. Meningkatnya investasi domestik karena suku bunga rendah
E. Peningkatan pengeluaran pemerintah untuk subsidi

Jawaban: C. Pengurangan daya saing barang domestik di pasar internasional

Pembahasan: Kebijakan kenaikan pajak ekspor minyak akan mengurangi pasokan minyak di pasar internasional, sementara kenaikan suku bunga acuan akan mengurangi investasi domestik. Kenaikan harga minyak dan suku bunga akan menyebabkan pengurangan daya saing barang domestik karena biaya produksi yang lebih tinggi.

15. Negara A memproduksi barang X dengan biaya peluang 2 unit barang Y, sedangkan negara B memproduksi barang Y dengan biaya peluang 1 unit barang X. Jika kedua negara mengadakan perdagangan, maka menurut teori keunggulan komparatif, negara A akan mengekspor:

A. Barang X dan mengimpor barang Y
B. Barang X dan mengimpor barang Z
C. Barang Y dan mengimpor barang X
D. Barang Y dan mengimpor barang Z
E. Barang Y dan mengimpor barang Y

Jawaban: A. Barang X dan mengimpor barang Y

Pembahasan: Berdasarkan teori keunggulan komparatif, negara A memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi barang X karena biaya peluangnya lebih rendah dibandingkan negara B yang lebih efisien memproduksi barang Y. Oleh karena itu, negara A akan mengekspor barang X dan mengimpor barang Y.

16. Perusahaan ABC memiliki fungsi biaya total TC = 200 + 10Q + Q² dan fungsi harga P = 40 – Q. Jika perusahaan ini beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, pada jumlah produksi berapa perusahaan akan mencapai titik impas (break-even point)?

A. 4 unit
B. 6 unit
C. 8 unit
D. 10 unit
E. 12 unit

Jawaban: B. 6 unit

Pembahasan: Titik impas tercapai ketika total pendapatan (TR) sama dengan total biaya (TC). Total pendapatan TR = P * Q = (40 – Q) * Q = 40Q – Q². Total biaya TC = 200 + 10Q + Q². Pada titik impas, TR = TC, sehingga 40Q – Q² = 200 + 10Q + Q². Menyelesaikan persamaan ini menghasilkan Q = 6 unit.

17. Pemerintah sebuah negara meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur sebagai bagian dari kebijakan fiskal ekspansif. Jika pengeluaran ini berhasil meningkatkan permintaan agregat, dampak jangka panjang yang paling mungkin terjadi adalah:

A. Kenaikan tingkat pengangguran
B. Penurunan harga barang dan jasa
C. Peningkatan produksi dan lapangan kerja
D. Penurunan nilai tukar mata uang
E. Peningkatan inflasi tanpa pertumbuhan ekonomi

Jawaban: C. Peningkatan produksi dan lapangan kerja

Pembahasan: Kebijakan fiskal ekspansif, yang berupa peningkatan pengeluaran untuk infrastruktur, dapat merangsang permintaan agregat. Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkan produksi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

18. Dalam suatu survei terhadap 50 perusahaan, ditemukan bahwa rata-rata total pendapatan perusahaan adalah Rp1.000.000.000 dengan simpangan baku sebesar Rp200.000.000. Jika kita mengambil sampel acak sebanyak 25 perusahaan, berapakah standar error rata-rata pendapatan perusahaan dalam sampel tersebut?

A. Rp10.000.000
B. Rp50.000.000
C. Rp200.000.000
D. Rp100.000.000
E. Rp400.000.000

Jawaban: B. Rp50.000.000

Pembahasan: Standar error (SE) dihitung dengan rumus SE = simpangan baku / √n. Dalam hal ini, simpangan baku = Rp200.000.000 dan ukuran sampel n = 25, sehingga SE = 200.000.000 / √25 = 200.000.000 / 5 = Rp50.000.000.

19. Negara X mengalami inflasi yang sangat tinggi, sementara tingkat pengangguran juga meningkat. Pemerintah negara X memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dan memperketat kebijakan fiskal dengan mengurangi pengeluaran negara. Berdasarkan kebijakan tersebut, dampak yang paling mungkin terjadi adalah:

A. Penurunan tingkat pengangguran dan inflasi yang stabil
B. Peningkatan pengeluaran pemerintah dan inflasi
C. Penurunan investasi dan peningkatan pengangguran
D. Peningkatan konsumsi domestik dan pengurangan pengangguran
E. Peningkatan daya beli masyarakat dan kenaikan produksi

Jawaban: C. Penurunan investasi dan peningkatan pengangguran

Pembahasan: Kebijakan moneter ketat dengan menaikkan suku bunga dan kebijakan fiskal kontraktif yang mengurangi pengeluaran negara cenderung mengurangi investasi karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Hal ini juga dapat meningkatkan pengangguran karena perusahaan cenderung menunda ekspansi dan pengeluaran.

20. Menurut teori keunggulan komparatif, sebuah negara sebaiknya tidak hanya memproduksi barang yang paling efisien, tetapi juga barang yang relatif lebih murah untuk diproduksi dibandingkan negara lain. Misalnya, negara A memiliki biaya peluang yang lebih rendah untuk memproduksi barang X dibandingkan dengan negara B. Jika negara A memilih untuk memproduksi barang X dan mengekspornya, maka negara B akan:

A. Mengimpor barang X dari negara A dan mengekspor barang Y
B. Memproduksi lebih banyak barang X meskipun dengan biaya yang lebih tinggi
C. Mengimpor barang X dan barang Y dari negara A
D. Mengurangi perdagangan internasional dengan negara A
E. Mengimpor barang Y dari negara A dan barang X dari negara lain

Jawaban: A. Mengimpor barang X dari negara A dan mengekspor barang Y

Pembahasan: Berdasarkan teori keunggulan komparatif, negara A akan mengekspor barang X karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah dalam memproduksinya. Sebaliknya, negara B akan mengekspor barang Y, yang biaya peluangnya lebih rendah untuk diproduksi di negara tersebut, dan mengimpor barang X dari negara A.

21. Jika harga suatu barang turun sebesar 10%, dan akibatnya jumlah permintaan meningkat sebesar 20%, maka elastisitas harga permintaan untuk barang tersebut adalah:

A. 1
B. 2
C. 0,5
D. 3
E. 5

Jawaban: B. 2

Pembahasan: Elastisitas harga permintaan dihitung dengan rumus:
Elastisitas = Persentase perubahan jumlah permintaan / Persentase perubahan harga
Maka, elastisitas = 20% / 10% = 2.

22. Jika suatu negara mengalami peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar Rp500.000.000 dan memiliki pengganda fiskal sebesar 4, maka dampak perubahan pada produk domestik bruto (PDB) adalah:

A. Rp200.000.000
B. Rp1.000.000.000
C. Rp500.000.000
D. Rp4.000.000.000
E. Rp2.000.000.000

Jawaban: B. Rp1.000.000.000

Pembahasan: Pengganda fiskal menghitung perubahan dalam PDB akibat perubahan pengeluaran pemerintah. Rumusnya adalah:
Perubahan PDB = Pengganda Fiskal x Perubahan Pengeluaran Pemerintah
Maka, Perubahan PDB = 4 x Rp500.000.000 = Rp1.000.000.000.

23. Perusahaan PT ABC membeli barang senilai Rp100.000.000 dengan ketentuan pembayaran dalam 30 hari. Pada saat pembelian, PT ABC mencatat transaksi tersebut pada akun:

A. Piutang usaha
B. Utang usaha
C. Pendapatan diterima dimuka
D. Kas
E. Modal

Jawaban: B. Utang usaha

Pembahasan: Karena perusahaan membeli barang dengan pembayaran yang ditunda, maka transaksi ini akan dicatat sebagai utang usaha, yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam waktu tertentu.

24. Diketahui sebuah perusahaan memiliki data penjualan selama 5 bulan berturut-turut, dengan nilai penjualan (dalam juta rupiah) sebagai berikut: 20, 25, 30, 35, 40. Berapa nilai variansi dari data tersebut?

A. 50
B. 75
C. 100
D. 25
E. 150

Jawaban: B. 75

Pembahasan:
Langkah pertama adalah menghitung rata-rata:
(20 + 25 + 30 + 35 + 40) / 5 = 30.
Selanjutnya, hitung selisih setiap data dengan rata-rata, kuadratkan hasilnya, dan rata-ratakan hasil kuadratnya:
(20-30)² = 100
(25-30)² = 25
(30-30)² = 0
(35-30)² = 25
(40-30)² = 100
Variansi = (100 + 25 + 0 + 25 + 100) / 5 = 75.

25. Dalam teori keunggulan komparatif, jika negara A memproduksi barang X dengan biaya peluang 2 barang Y, sedangkan negara B memproduksi barang Y dengan biaya peluang 3 barang X, negara A akan lebih efisien dalam memproduksi:

A. Barang X
B. Barang Y
C. Barang X dan Y secara bersamaan
D. Barang Y jika dibandingkan dengan negara B
E. Tidak ada barang yang lebih efisien

Jawaban: A. Barang X

Pembahasan: Negara A memiliki biaya peluang lebih rendah untuk memproduksi barang X dibandingkan negara B. Oleh karena itu, negara A akan lebih efisien memproduksi barang X, sedangkan negara B lebih efisien memproduksi barang Y.

26. Jika harga suatu barang naik dan menyebabkan penurunan signifikan pada jumlah permintaan barang tersebut, maka barang tersebut dapat dikategorikan sebagai:

A. Barang normal
B. Barang inferior
C. Barang substitusi
D. Barang komplementer
E. Barang elastis

Jawaban: E. Barang elastis

Pembahasan: Barang elastis memiliki elastisitas harga permintaan lebih besar dari satu, yang berarti bahwa perubahan harga akan menyebabkan perubahan yang lebih besar pada jumlah permintaan. Dalam hal ini, kenaikan harga menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan.

27. Jika suatu negara menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi yang meningkat, maka kebijakan tersebut dapat menyebabkan:

A. Peningkatan permintaan agregat
B. Penurunan konsumsi dan investasi
C. Peningkatan tingkat pengangguran
D. Penurunan nilai tukar mata uang domestik
E. Peningkatan belanja pemerintah

Jawaban: B. Penurunan konsumsi dan investasi

Pembahasan: Kenaikan suku bunga acuan akan meningkatkan biaya pinjaman, yang menyebabkan konsumen dan perusahaan menurunkan pengeluaran untuk konsumsi dan investasi. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengendalikan inflasi.

28. Pemerintah negara Z mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur. Tindakan tersebut akan langsung mempengaruhi:

A. Penurunan tingkat pengangguran
B. Penurunan permintaan agregat
C. Kenaikan harga barang dan jasa
D. Meningkatnya inflasi secara langsung
E. Peningkatan ekspor

Jawaban: A. Penurunan tingkat pengangguran

Pembahasan: Pengurangan pajak dan peningkatan pengeluaran untuk infrastruktur merupakan kebijakan fiskal ekspansif yang dapat merangsang permintaan agregat dan meningkatkan kegiatan ekonomi, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat pengangguran.

29. PT XYZ memiliki total aset sebesar Rp1.500.000.000, total kewajiban sebesar Rp700.000.000, dan ekuitas sebesar Rp800.000.000. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) perusahaan ini adalah:

A. 0,87
B. 0,75
C. 1,25
D. 1,75
E. 1

Jawaban: A. 0,87

Pembahasan: Rasio utang terhadap ekuitas dihitung dengan rumus:
Rasio utang terhadap ekuitas = Total Kewajiban / Ekuitas
Maka, rasio = Rp700.000.000 / Rp800.000.000 = 0,87.

30. Jika data distribusi pendapatan di suatu negara menunjukkan rata-rata pendapatan sebesar Rp5.000.000 dengan simpangan baku Rp1.000.000, berapakah nilai z untuk seseorang yang memiliki pendapatan sebesar Rp6.000.000?

A. 0,5
B. 1
C. 2
D. 0
E. 1,5

Jawaban: B. 1

Pembahasan: Nilai z dihitung dengan rumus:
Z = (X – Rata-rata) / Simpangan Baku
Z = (Rp6.000.000 – Rp5.000.000) / Rp1.000.000 = Rp1.000.000 / Rp1.000.000 = 1.

Dengan mengerjakan lebih dari 100 contoh soal OSN Ekonomi beserta pembahasannya, Anda dapat mengasah pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai topik ekonomi yang penting, mulai dari analisis ekonomi mikro dan makro hingga pemahaman akuntansi dan kebijakan ekonomi. Latihan soal ini akan membantu memperkuat dasar teori yang Anda miliki dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi ujian atau kompetisi, sambil meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis.

Tags :
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Latest Post